Cara Menyikapi Datangnya Musibah Yang Menimpa Diri(Bagian I) | Banyak orang yang menilai bahwa Musibah itu memiliki konotasi negatif. Tidaklah
demikian, karena musibah itu tidak selamanya dapat diartikan sebagai murka
Allah. Begitu pula dengan nikmat, tidak selamanya sebagai pertanda mendapat
keridhaan Allah. Akan tetapi keduanya merupakan Sunnatullah (ketentuanNya)
terhadap makhlukNya. Dan yang perlu adalah apa arti musibah?, dari mana asal
musibah?, dan mengapa musibah datang menimpa kita?.
Apa itu Musibah ?
Kata "musibah" berasal dari bahasa Arab yang berarti setiap kejadian yang tidak disukai. Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa musibah ialah kejadian / peristiwa menyedihkan yang menimpa. Istilah ini biasa digunakan dalam kejadian-kejadian yang mengandung unsur-unsur seperti bencana, kecelakaan, kerugian, kehilangan, kematian, dan lain sebagainya.Firman Allah SWT.
مَا أَصَابَ
مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ
قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan tidak
(pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul
Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah.” [QS An Nisa`: 78].Pengertian serupa seperti dalam hadits riwayat Bukhari rhm dan Muslim rhm dinyatakan sabda Rasulullah SAW yang menyebutkan sejumlah jenis musibah, antara lain : rasa lelah, sakit, resah, sedih, derita, galau, hingga tertusuk sebuah duri sekali pun.
Dari Mana Asal Musibah?
Segala sesuatu kejadian atau peristiwa pastilah ada asal usulnya, termasuk musibah dari mana datangnya?Allah penguasa alam raya, dengan kuasa-Nya, Allah dapat berbuat apa saja tanpa ada seorang pun yang mampu menghalanginya. Allah berkenan memberi apa saja kepada kita, Allah pun mampu mengambilnya kembali dari kita.
Allah SWT berfirman:
“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” [QS Al-Isra’: 16]
Di ayat yang lain Allah SWT menegaskan dalam berfirmanNya:
“Tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuzh).” [QS Al-Isra’: 58]
Untuk itu apabila Allah SWT telah menaqdirkan musibah datang menimpa kita, maka pasti ada alasan tertentu yang menjadi penyebabnya. Sungguh tidaklah mungkin Allah SWT melakukan sesuatu tanpa sebab yang mendahuluinya, dan yakinlah akan ada rahasia atas datangnya musibah tersebut. Allah pasti menyimpan hikmah di balik setiap yang ditaqdirkanNya. Karena itulah, sungguh sangat tidak patut bagi kita untuk terlalu banyak mengeluh, menggerutu, apalagi su’udzhan kepada Allah SWT Lebih ironis lagi jika kita sampai mengumpat taqdir. Na’udzu billah.
Mengapa Musibah Datang Menimpa Kita?
Allah SWT berkehendak mengaruniakan kebaikan yang kita inginkan, Allah pun
berhak menurunkan keburukan yang tidak
kita harapkan. Begitupun datangnya musibah yang menimpa kita juga dalam
kuasa-Nya. Kehidupan manusia di dunia ini hampir tak pernah sepi dari musibah
yang datang silih berganti, mulai dari yang kecil sampai yang besar, dari yang
ringan sampai yang berat. Namun, meskipun musibah itu adalah
ketentuan dari Allah, namun musibah itu terjadi disebabkan karena kesalahan
manusia itu sendiri yang berbuat kemaksiatan dan kedurhakaan kepada Allah
dan Rasul-Nya.
Allah SWT berFirman:
مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ
فَمِنَ اللَّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ
“Apa saja
nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu
maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.” [QS An Nisa`: 79]
Di ayat lain Allah SWT menegaskan dengan FirmanNya:
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ
فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
“Apa saja
musibah yang menimpa kalian adalah disebabkan oleh perbuatan kalian sendiri dan
Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahan itu).” [QS Asy Syura:
30]
Dari ayat-ayat
tersebut di atas sudah cukup untuk membuktikan bahwa mengapa musibah datang
menimpa kita. Tidak lain adalah karena terlalu banyaknya kesalahan dan
dosa-dosa yang telah dilakukan manusia.
Artikel tentang
Cara Menyikapi DatangnyaMusibah Yang Menimpa Diri (Bagian I) bersambung di postingan berikutnya.